Nama : Septi Wahyuningsih
NIM :
G1D014074
Kelompok : 3
Terjadinya sendawa
Dalam
dunia medis, bersendawa dikenal dengan istilah aerophagia. Proses sendawa
terjadi saat udara atau gas yang masuk ke tubuh dipaksa keluar dari perut lalu
naik ke kerongkongan agar bisa dikeluarkan melalui mulut. Perut kembung adalah
salah satu kondisi yang bisa memicu terjadinya sendawa. Penyebab dari perut
kembung juga bisa bermacam-macam, seperti adanya reaksi kimia dari makanan
tertentu yang dikonsumsi sehingga merangsang produksi gas berlebih di dalam
usus, atau akibat gangguan pencernaan lain misalnya sindrom iritasi usus dan
sembelit. Rata-rata orang akan melepaskan gas melalui sendawa atau buang angin
sebanyak 14 kali dalam sehari, baik secara sadar maupun tidak sadar. Namun jika
sendawa yang terjadi berkali-kali atau diikuti dengan gejala lainnya, maka bisa
jadi ada gangguan kesehatan yang mendasari kondisi tersebut seperti dispesia
yaitu gejala yang berkaitan dengan fungsi pencernaan, gangguan pada esofagus yang
biasanya diikuti dengan aliran asam lambung atau makanan yang berbalik dari isi
perut ke kerongkongan sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman, dan maag yang disebabkan
oleh meningkatnya jumlah asam lambung di dalam perut sehingga menimbulkan rasa
tidak nyaman. Hal ini bisa membuat sesorang lebih sering bersendawa yang kadang
diikuti dengan rasa mual dan muntah.
Sendawa
dapat terjadi karena adanya pelepasan gas-gas yang berasal dari saluran
pencernaan, terutama kerongkongan dan perut, melalui mulut. Sendawa disebabkan karena adanya
luapan lembab dari lambung karena lambung tidak dapat mencerna makanan yang
masuk. Penyebabnya adalah jenis makanan yang berlemak dan pedas dan susah untuk
dicerna. Sendawa menunjukkan gas perut terdorong ke mulut. Gas-gas dalam saluran pencernaan ini paling
sering disebabkan karena kita turut menelan udara (aerophagia) ketika sedang
makan atau minum, terutama ketika menelan makanan atau minuman dengan terlalu
cepat. Sendawa akan lebih parah ketika kita membiarkan mulut terbuka lebar
untuk bersendawa, karena akan ada lebih banyak udara yang tertelan, sehingga
dapat menyebabkan sendawa yang berulang. Suara sendawa yang khas dikarenakan
getaran dari katup esofagus bagian atas ketika gas-gas yang dikeluarkan
melewati katup tersebut. Timbulnya suara ketika bersendawa
tersebut disebabkan oleh getaran udara atau gas pada katub kerongkongan saat
keluarnya gas. Hal ini merupakan hal yang sangat umum bisa terjadi pada siapa
saja, dan merupakan usaha untuk melepaskan udara yang terperangkap di lambung
yang biasanya menimbulkan ketidaknyamanan di saluran cerna.
Gb 1.1 Proses Sendawa
Pada saat bersendawa, pangkal tenggorokan, esophageal sphincter atas, esophageal sphincter bawah dan diafragma semuanya bekerja sesuai dengan porsinya untuk mengatur naik dan turunnya aliran udara dari perut ke kerongkongan di dada. Pada saat bersendawa dibutuhkan koordinasi yang tepat pada beberapa aktivitas tubuh untuk mengeluarkannya. Sendawa membutuhkan koordinasi dari beberapa aktifitas berikut ini turunnya otot diafragma, sehingga meningkatkan tekanan abdominal dan menurunkan tekanan di dada. Perubahan tekanan ini membuat udara mengalir dari abdomen di perut ke kerongkongan di dada.Terbukanya katup esofagus bagian bawah, sehingga udara dapat lewat dari perut menuju ke kerongkongan. Menutupnya laring, sehingga cairan atau makanan yang mungkin kembali bersama dengan udara dari perut tidak akan masuk ke paru-paru. Menutupnya laring juga akan melemaskan katup esofagus bagian atas sehingga udara bisa lewat lebih mudah dari kerongkongan ke dalam tenggorokan.Sendawa dapat disebabkan karena beberapa faktor antara lain makanan dan minuman, sendawa dapat terjadi karena kita turut menelan udara ketika sedang makanan atau minum, terutama ketika menelan makanan atau minuman dengan terlalu cepat karena semakin cepat seseorang makan atau minum maka semakin banyak udara yang ditelannya. Kegelisahan juga bisa menjadi salah satu faktor mengapa seseorang sering bersendawa karena tubuh bereaksi terhadap keadaan stres dengan mencerna makanan dengan lebih lambat, hal ini dapat meningkatkan gas dalam saluran cerna dan menyebabkan sendawa. Terlepas dari kedua faktor tersebut bagi sebagian orang bersendawa menjadi sebuah kebiasaan dan tidak selalu merefleksikan jumlah udara yang berada dalam perut mereka. Selain itu, obat-obatan dan penyakit juga menjadi salah satu penyebab sendawa yang berlebihan dan sering berlangsung dalam beberapa minggu.
Schwartz, Seymour I. 2007. Intisari Prinsip-Prinsip Ilmu Bedah.
Ed.6. Jakarta: EGC.
Sukanta, P.O. 2009. Akupesur dan Minuman untuk Mengatasi Gangguan Pencernaan. Jakarta: Gramedia.
Sukanta, P.O. 2009. Akupesur dan Minuman untuk Mengatasi Gangguan Pencernaan. Jakarta: Gramedia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar