Nama : Septi Wahyuningsih
NIM :
G1D014074
Kelompok : 3
Mekanisme
tersedak
Tersedak merupakan
suatu respon tubuh terhadap makanan atau suatu zat yang masuk ke dalam saluran
pernafasan, biasanya orang yang tersedak akan batuk agar dapat mengeluarkan zat
tersebut sehingga tidak menghambat saluran pernafasan. Tersedak
merupakan kondisi gawat darurat yang harus cepat ditangani karena apabila dibiarkan
terlalu lama tubuh bisa mengalami kekurangan oksigen (hipoksia) dan dapat
mengakibatkan kematian.
Suatu benda asing yang masuk ke jalan napas
bisa menyebabkan sumbatan jalan napas sebagian atau lengkap. Jika benda asing
menghambat sebagian jalan napas, pertukaran udaranya bisa tetap naik atau
menjadi buruk. Jika pertukaran udaranya tetap baik, orang yang tersedak bisa
batuk dengan keras sebagai upaya untuk mengeluarkan sumbatan. Gejala yang
paling sering muncul saat tersedak adalah batuk-batuk, hal ini normal karena
batuk adalah mekanisme pertahanan tubuh untuk mengeluarkan benda asing dari
tenggorokan. Akan tetapi semakin besar benda yang masuk maka gejala yang muncul
lebih mirip orang yang tercekik seperti
tidak ada suara atau suara serak, hingga tidak nafas dan ini perlu tindakan
medis yang segera untuk menghindari gawat nafas. Seseorang yang tersedak
pertukaran udaranya memburuk, batuknya akan lemah dan tidak efektif, dan
pernapasan menjadi sulit. Kulit, alas kuku, dan bagian dalam mulut bisa tampak
kebiruan atau keabuan setiap usaha untuk menghirup napas biasanya disertai
suara nada tinggi.
Peristiwa tersedak terjadi di dalam sistem
pernapasan terutama pada bagian esofagus. Faring berfungsi untuk membantu proses menelan
dan pernapasan. Pada orofaring dan laringofaring terdapat persilangan jalan
yaitu persilangan jalan udara pernapasan dan jalan makanan atau minuman. Udara
pernapasan dari hidung akan menyilang masuk ke trakea yang letaknya di depan
esofagus, sedangkan makanan dari mulut akan menyilang masuk ke esofagus yang
letaknya di belakang trakea. Dengan demikian, agar tidak terjadi salah jalan,
yaitu udara pernapasan masuk ke jalan makanan atau sebaliknya pada persilangan
jalan ini, udara pernapasan dan makanan harus bergantian lewat. Dalam hal ini
epligotis akan mengatur giliran bagi udara dan makanan atau minuman dalam
mempergunakan persilangan tersebut, dengan cara, jika udara pernapasan akan
masuk trakea, epiglotis akan membuka rima glotis, sedangkan jika makanan atau
minuman akan masuk esofagus, epiglotis akan menutup rima glotis sehingga tidak
akan terjadi salah jalan. Epiglotis
adalah katup kartilago elastis yang melekat pada tepian anterior kartilago
tiroid. Saat menelan,
epiglotis secara otomatis menutupi mulut laring untuk mencegah masuknya makanan
dan cairan. Akan tetapi apabila epiglotis secara otomatis tidak menutup mulut
laring ketika proses penelanan maka makanan yang seharusnya menuju
kerongkongan, malah menuju tenggorokan sehingga menyebabkan tersedak. Banyak
faktor yang dapat mempermudah terjadinya tersedak, antara lain faktor personal
yaitu umur (paling sering pada anak < 4 tahun), jenis kelamin, pekerjaan, kondisi sosial, tempat tinggal. Kegagalan
mekanisme perlindungan yang normal misalnya pada saat tidur, kesadaran menurun,
mabuk juga bisa menyebabkan seseorang tersedak. Terlepas dari kedua faktor tersebut,
faktor fisik juga bisa menjadi penyebab seseorang tersedak yaitu dengan adanya kelainan neurologik. Pada anak proses menelan yang belum
sempurna dan belum tumbuhnya gigi geraham pada anak kurang dari 4 tahun juga
bisa menjadi salah satu faktor yang dapat mempermudah terjadinya tersedak.
Daftar pustaka
:
Farida, N. 2009. First Aid for Kids. Jakarta: Grasindo.
Herawati,S., Rukmini,S. 2005. Buku Ajar Ilmu Penyakit Telinga Hidung
Tenggorok untuk Mahasiswa Kedokteran Gigi. Jakarta: EGC.
Jones and Bartleu. 2006. Pertolongan
Pertama dan RJP pada Anak. Ed. 4. Jakarta: Arcan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar