Selasa, 23 Desember 2014

Mekanisme Tersedak


Nama          :    Septi Wahyuningsih
NIM           :    G1D014074
Kelompok  :    3



Mekanisme tersedak
Tersedak merupakan suatu respon tubuh terhadap makanan atau suatu zat yang masuk ke dalam saluran pernafasan, biasanya orang yang tersedak akan batuk agar dapat mengeluarkan zat tersebut sehingga tidak menghambat saluran pernafasan. Tersedak merupakan kondisi gawat darurat yang harus cepat ditangani karena apabila dibiarkan terlalu lama tubuh bisa mengalami kekurangan oksigen (hipoksia) dan dapat mengakibatkan kematian.
Suatu benda asing yang masuk ke jalan napas bisa menyebabkan sumbatan jalan napas sebagian atau lengkap. Jika benda asing menghambat sebagian jalan napas, pertukaran udaranya bisa tetap naik atau menjadi buruk. Jika pertukaran udaranya tetap baik, orang yang tersedak bisa batuk dengan keras sebagai upaya untuk mengeluarkan sumbatan. Gejala yang paling sering muncul saat tersedak adalah batuk-batuk, hal ini normal karena batuk adalah mekanisme pertahanan tubuh untuk mengeluarkan benda asing dari tenggorokan. Akan tetapi semakin besar benda yang masuk maka gejala yang muncul lebih mirip orang yang tercekik  seperti  tidak ada suara atau suara serak, hingga tidak nafas dan ini perlu tindakan medis yang segera untuk menghindari gawat nafas. Seseorang yang tersedak pertukaran udaranya memburuk, batuknya akan lemah dan tidak efektif, dan pernapasan menjadi sulit. Kulit, alas kuku, dan bagian dalam mulut bisa tampak kebiruan atau keabuan setiap usaha untuk menghirup napas biasanya disertai suara nada tinggi.
Peristiwa tersedak terjadi di dalam sistem pernapasan terutama pada bagian esofagus.  Faring berfungsi untuk membantu proses menelan dan pernapasan. Pada orofaring dan laringofaring terdapat persilangan jalan yaitu persilangan jalan udara pernapasan dan jalan makanan atau minuman. Udara pernapasan dari hidung akan menyilang masuk ke trakea yang letaknya di depan esofagus, sedangkan makanan dari mulut akan menyilang masuk ke esofagus yang letaknya di belakang trakea. Dengan demikian, agar tidak terjadi salah jalan, yaitu udara pernapasan masuk ke jalan makanan atau sebaliknya pada persilangan jalan ini, udara pernapasan dan makanan harus bergantian lewat. Dalam hal ini epligotis akan mengatur giliran bagi udara dan makanan atau minuman dalam mempergunakan persilangan tersebut, dengan cara, jika udara pernapasan akan masuk trakea, epiglotis akan membuka rima glotis, sedangkan jika makanan atau minuman akan masuk esofagus, epiglotis akan menutup rima glotis sehingga tidak akan terjadi salah jalan. Epiglotis adalah katup kartilago elastis yang melekat pada tepian anterior kartilago tiroid. Saat menelan, epiglotis secara otomatis menutupi mulut laring untuk mencegah masuknya makanan dan cairan. Akan tetapi apabila epiglotis secara otomatis tidak menutup mulut laring ketika proses penelanan maka makanan yang seharusnya menuju kerongkongan, malah menuju tenggorokan sehingga menyebabkan tersedak. Banyak faktor yang dapat mempermudah terjadinya tersedak, antara lain faktor personal yaitu umur (paling sering pada anak < 4 tahun), jenis kelamin, pekerjaan, kondisi sosial, tempat tinggal. Kegagalan mekanisme perlindungan yang normal misalnya pada saat tidur, kesadaran menurun, mabuk juga bisa menyebabkan seseorang tersedak. Terlepas dari kedua faktor tersebut, faktor fisik juga bisa menjadi penyebab seseorang tersedak yaitu dengan adanya kelainan neurologik. Pada anak proses menelan yang belum sempurna dan belum tumbuhnya gigi geraham pada anak kurang dari 4 tahun juga bisa menjadi salah satu faktor yang dapat mempermudah terjadinya tersedak.



Daftar pustaka :             
Farida, N. 2009. First Aid for Kids. Jakarta: Grasindo.
Herawati,S., Rukmini,S. 2005. Buku Ajar Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorok untuk Mahasiswa Kedokteran Gigi. Jakarta: EGC.
Jones and Bartleu. 2006. Pertolongan Pertama dan RJP pada Anak. Ed. 4. Jakarta: Arcan.
                                                                                               







 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar