Nama : Septi Wahyuningsih
NIM :
G1D014074
Mengapa
mengantuk menyebabkan menguap?
Proses
tidur adalah sebuah proses fisiologis yang bersiklus bergantian. Manusia normal
umumnya juga melakukan proses tersebut walaupun hanya 1 jam dalam sehari. Bila
tidak terpenuhi kebutuhan tidur yang baik maka hal ini tentunya akan
menyebabkan orang mengantuk. Ketika mengantuk kandungan oksigen di dalam otak
dan paru-paru berkurang. Di dalam paru-paru terdapat alveoli yang berfungsi
sebagai pengalir oksigen ke dalam darah dan mengangkut karbondioksida untuk
dilepaskan ke luar rubuh. Jika alveoli ini tidak mendapat udara segar, ia akan
kempis dan paru-paru akan mengeras. Pada saat inilah otak akan mengarahkan
mulut untuk menguap dan menarik udara secukupnya untuk diserapkan ke dalam
sel-sel darah emrah di dalam badan dan organ-organ lain yang memerlukan
oksigen. Menguap juga merupakan sinyal dari alam bawah sadar kalau tubuh kurang
bergerak.
Menguap
adalah tindakan refleks dari kegiatan menghirup udara dan peregangan di gendang
telinga diikuti oleh kegiatan menghembuskan napas. Menguap biasanya dihubungkan
dengan kelelahan, stres, kelebihan kerja, kurangnya stimulasi, dan kebosanan.
Tujuan dari menguap adalah untuk mengontrol temperatur otak yang diakibatkan
oleh terlalu panasnya otak di luar batas
normal maka dibutuhkan udara dari luar tubuh yang cukup banyak untuk
mendinginkan otak. Pada umumnya orang-orang yang sering membuat otaknnya
bekerja keras, seperti para pelajar dan mahasiswa yang akan menghadapi ujian
akhir, akan dapat lebih mudah membuat otaknya menjadi panas.
Menguap
adalah salah satu cara efektif yang dilakukan oleh tubuh kita untuk menurunkan
suhu otak yang meningkat. Faktor-faktor lain seperti kelembaban udara, musim,
usia, jenis kelamin, kecukupan tidur malam, banyaknya waktu yang dihabiskan di
luar ruangan, dan lain sebagainya tidak begitu banyak berpengaruh terhadap
aktivitas menguap yang dilakukan tubuh secara otomatis. Jika kita banyak
menguap berarti kondisi otak kita sedang tidak normal akibat suhu otak yang
meningkat.
Gb 1.1 Menguap
Saat
menguap, peregangan di daerah radang meningkatkan aliran darah di leher, wajah,
dan kepala. Menarik napas dalam ketika proses menguap membuat cairan di tulang
belakang dan darah dari otak mengalir ke bawah. Udara sejuk yang dihirup ketika
menguap membantu mendinginkan cairan ini. Proses ini berjalan seperti halnya
radiator, melepaskan darah yang suhunya lebih rendah yang berasal dari
paru-paru, kaki, dan tangan sehingga mendinginkan permukaan otak. Penyebab
mengapa seseorang yang mengantuk akan lebih sering menguap, hal ini karena
kelelahan dan kurang tidur mengakibatkan kenaikan temperatur otak sehingga
tubuh kemudian secara refleks menguap berkali-kali untuk mendinginkan
temperatur.
Menguap
berlangsung di bawah kontrol beberapa neurotransmitter dan neuropeptida,
seperti dopamin, asetilkolin, serotonin, asam amino excitatory, hormon
adrenokortikotropik terkait peptida, nitrit oksida, dan oksitosin. Bagian dari
otak yang berperan dalam proses menguap adalah hipotalamus.
Menguap
memberikan beberapa manfaat yang baik untuk tubuh antara lain meningkatkan
efisiensi mental, ketika menguap itu berarti otak mengalami kelelahan, hal ini
memicu otak untuk merangsang syaraf agar lebih reaktif dan sadar sehingga
membantu relaksasi, meningkatkan kewaspadaan dan meningkatkan ke memori semula.
Menguap juga membantu menghidupkan kembali ritme sirkardian tubuh, ritme
sirkardian membantu mengingatkan kembali batas-batas alami dalam siklus
ativitas dengan cara mengingatkan bahwa saat ini bukan waktunya tidur. Ketika
menguap kadar dopamin akan meningkat sehingga dapat mengurangi tingkat stres
berlebih di otak dan meningkatkan kinerja otak, Semakin sering menguap, semakin
banyak bahan kimia alami diaktifkan dan sesorang akan merasa segar dan bahagia.
Daftar
pustaka :
Asih,
N.G.Y., Effendy, C. 2004. Keperawatan
Medikal Bedah : Klien dengan Gangguan Sistem Pernafasan. Jakarta: EGC.
Davey,
P. 2005. At a Glance Medicine.
Jakarta: Erlangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar